CV. Berkah Mitra Safety

Eksplorasi mendalam tentang fungsi, cara kerja, dan aplikasi berbagai peralatan pemadam aktif, dari APAR hingga sistem clean agent dan sprinkler.

5
Pembaca
12
Menit Baca
09
Oct 2025
Peralatan Pemadam

Mengenal Jenis-Jenis Peralatan Pemadam Kebakaran Utama

Garis Pertahanan Pertama: Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah perangkat pemadam portable yang menjadi garis pertahanan pertama dan paling penting untuk mengatasi kebakaran pada fase awal (incipient stage). APAR berfungsi memadamkan api kecil sebelum berkembang menjadi bencana besar. Keberhasilan APAR sangat bergantung pada pemilihan agen pemadam yang tepat sesuai dengan klasifikasi kebakaran yang mungkin terjadi di area tersebut.

1. APAR Serbuk Kimia Kering (Dry Chemical Powder)

Agen Pemadam: Serbuk halus berbahan dasar Monoammonium Phosphate atau Sodium Bicarbonate.

Cara Kerja: Agen ini bekerja dengan prinsip pemutusan rantai reaksi kimia (chain breaking) pada proses pembakaran. Serbuk yang disemprotkan akan membentuk lapisan penghalang di atas bahan bakar yang terbakar, sekaligus mengganggu reaksi kimia berantai yang mempertahankan api.

Aplikasi: APAR serbuk kimia kering yang paling umum adalah tipe ABC yang serbaguna, efektif untuk memadamkan api Kelas A (padat), B (cairan), dan C (listrik). Karena sifatnya yang serbaguna, ini adalah jenis APAR yang paling sering ditemukan di perkantoran, rumah, dan kendaraan.

Kelemahan: Serbuk ini meninggalkan residu yang lengket dan korosif, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada peralatan elektronik sensitif, seperti server atau mesin presisi. Oleh karena itu, penggunaannya harus dihindari di area yang memerlukan pembersihan minimal.

2. APAR Karbon Dioksida (CO2)

Agen Pemadam: Gas Karbon Dioksida (gas inert).

Cara Kerja: Bekerja dengan dua prinsip utama: dilusi oksigen (smothering) dan pendinginan (cooling). Gas CO2 yang disemprotkan akan menggantikan oksigen di sekitar api, menurunkan konsentrasi oksigen hingga di bawah ambang batas yang diperlukan untuk pembakaran. Selain itu, CO2 yang keluar dari tabung berada dalam fase cair dan ketika menguap akan menyerap panas secara signifikan, memberikan efek pendinginan yang cepat.

Aplikasi: Sangat ideal untuk api Kelas B (cairan mudah terbakar) dan Kelas C (listrik). Karena CO2 adalah gas non-konduktor dan menguap tanpa meninggalkan residu, APAR ini adalah pilihan utama untuk ruang server, panel listrik, dan peralatan elektronik mahal.

Kelemahan: Tidak efektif untuk api Kelas A karena tidak dapat mendinginkan material padat secara memadai untuk mencegah nyala api ulang (re-ignition). Selain itu, gas CO2 dapat berbahaya jika digunakan di ruang tertutup tanpa ventilasi karena dapat mengurangi kadar oksigen bagi manusia.

3. APAR Bahan Kimia Basah (Wet Chemical)

Agen Pemadam: Larutan kalium asetat atau kalium sitrat.

Cara Kerja: Dirancang khusus untuk api Kelas K. Bahan kimia basah bereaksi dengan minyak atau lemak yang terbakar (saponifikasi) untuk membentuk lapisan busa seperti sabun di permukaan, yang secara efektif menyelimuti dan mendinginkan minyak, mencegah uap mudah terbakar dilepaskan dan memadamkan api.

Aplikasi: Wajib digunakan di dapur komersial, restoran, atau area memasak dengan alat penggorengan dalam (deep fryer) yang menggunakan minyak dan lemak nabati/hewani.

4. APAR Clean Agent

Agen Pemadam: Gas bersih, seperti Halon Replacement (misalnya, NOVEC 1230 atau FM-200).

Cara Kerja: Bekerja dengan memutus rantai reaksi kimia, mirip dengan dry chemical, tetapi tanpa meninggalkan residu. Agen ini aman untuk manusia dalam konsentrasi tertentu (berbeda dengan CO2) dan sangat ramah lingkungan (Ozone Depletion Potential rendah).

Aplikasi: Pengganti ideal untuk Halon (yang sudah dilarang karena merusak lapisan ozon) di area sensitif seperti galeri seni, museum, ruang kontrol, dan pusat data bertekanan tinggi.

Sistem Air Bertekanan: Hydrant dan Sprinkler

Untuk kebakaran yang telah mencapai tingkat sedang hingga berat, sistem air bertekanan adalah tulang punggung proteksi aktif.

1. Sistem Sprinkler Otomatis

Fungsi: Menyediakan pengendalian dan pemadaman api secara otomatis di area terlindungi.

Cara Kerja: Jaringan pipa air bertekanan dipasang di langit-langit, dilengkapi dengan kepala sprinkler yang memiliki fusible link atau bohlam kaca berisi cairan. Ketika suhu di sekitar kepala sprinkler mencapai titik aktivasi yang telah ditentukan (misalnya, 68C), bohlam/link pecah, melepaskan sumbatan, dan air segera menyembur ke area di bawahnya.

Jenis-Jenis Utama Sistem Sprinkler:

  • Sistem Pipa Basah (Wet Pipe System): Pipa selalu terisi air bertekanan. Ini adalah sistem yang paling umum, paling andal, dan paling cepat merespons karena air langsung tersedia saat kepala pecah.

  • Sistem Pipa Kering (Dry Pipe System): Pipa diisi udara bertekanan, bukan air. Air disimpan terpisah di ruang katup. Sistem ini digunakan di area yang rentan beku (misalnya, gudang dingin) untuk mencegah pipa pecah. Responsnya lebih lambat sedikit karena udara harus keluar sebelum air bisa masuk.

  • Sistem Pre-Action: Memerlukan dua kondisi aktivasi: alarm kebakaran harus berbunyi dan kepala sprinkler harus pecah. Digunakan di area sensitif air (misalnya, museum) di mana pelepasan air yang tidak disengaja (misalnya, karena pipa pecah) harus dihindari.

2. Sistem Hydrant Kebakaran

Fungsi: Menyediakan pasokan air bertekanan tinggi bagi petugas pemadam kebakaran profesional atau tim internal yang terlatih untuk pemadaman api skala besar.

Komponen Utama:

  • Tandon Air (Reservoir): Menyimpan cadangan air yang cukup.

  • Rumah Pompa (Pump House): Berisi sistem tiga pompa (Jockey, Electric, Diesel) yang bekerja bersama untuk memastikan tekanan air selalu tersedia dan stabil.

  • Pipa Jaringan: Mendistribusikan air dari pompa ke titik-titik pengambilan.

  • Pilar Hydrant (Outdoor Hydrant): Alat pengambilan air di luar gedung yang digunakan oleh mobil pemadam kebakaran.

  • Hose Reel dan Hose Box: Alat pengambilan air di dalam gedung yang terhubung ke pipa tegak (standpipe). Hose Reel (selang gulung) biasanya lebih mudah digunakan oleh penghuni awam, sedangkan Hose Box (selang kanvas) ditujukan untuk tim internal yang terlatih.

Keandalan sistem Hydrant sangat bergantung pada perawatan pompa dan pasokan energi cadangan (diesel) yang rutin.

Sistem Pemadam Otomatis Khusus (Special Suppression Systems)

Pada fasilitas industri, lingkungan berisiko tinggi, atau area yang sangat sensitif, dibutuhkan sistem pemadam yang lebih spesifik dan otomatis.

1. Sistem Busa (Foam Systems)

Agen Pemadam: Konsentrat busa yang dicampur dengan air untuk menghasilkan lapisan busa yang stabil.

Cara Kerja: Busa bekerja dengan prinsip isolasi/penyelimutan (smothering). Lapisan busa menutupi permukaan cairan yang terbakar, mendinginkan, dan yang terpenting, mencegah uap mudah terbakar naik dan bereaksi dengan oksigen.

Aplikasi: Utama untuk api Kelas B (cairan mudah terbakar) dalam volume besar, seperti di hangar pesawat, gudang bahan bakar, pabrik petrokimia, atau pelabuhan kapal tanker.

2. Sistem Gas Bersih (Gaseous Suppression Systems)

Agen Pemadam: Gas bersih inert (misalnya, Argon atau Nitrogen) atau chemical clean agent (seperti NOVEC 1230).

Cara Kerja: Secara otomatis melepaskan gas ke area tertutup untuk menurunkan konsentrasi oksigen (gas inert) atau memutus reaksi kimia (chemical agent) dalam hitungan detik.

Aplikasi: Dirancang untuk area yang harus dilindungi secara total dan di mana kerusakan akibat air tidak dapat diterima. Contohnya: ruang arsip penting, pusat telekomunikasi, ruang kontrol industri, dan ruang transformator listrik. Pemasangan sistem ini memerlukan studi integrity room untuk memastikan ruangan benar-benar kedap udara saat pelepasan gas.

3. Sistem Dry Powder (Total Flooding)

Agen Pemadam: Serbuk kimia kering khusus.

Cara Kerja: Digunakan untuk membanjiri area berisiko tinggi secara total dengan serbuk kering untuk memadamkan api yang sangat cepat atau kompleks (misalnya, api logam).

Aplikasi: Digunakan terbatas pada fasilitas yang menangani bahan kimia reaktif atau logam mudah terbakar (Kelas D), seperti fasilitas penelitian metalurgi atau penyimpanan bahan kimia tertentu.

Keterpaduan dan Keandalan Peralatan Pemadam

Tidak ada satu pun peralatan pemadam yang dapat berdiri sendiri. Keefektifan proteksi kebakaran terletak pada keterpaduan semua sistem.

  • Integrasi Sistem: Sistem alarm harus terhubung dengan sistem sprinkler, sistem kontrol asap, dan bahkan sistem lift atau akses pintu. Ketika alarm berbunyi, semua sistem harus bekerja bersama-sama.

  • Pemeliharaan Kualitas: Setiap peralatan pemadam harus menjalani program inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan (IPT) yang ketat. APAR harus diinspeksi tekanan dan fisiknya bulanan, Hydrant harus diuji aliran dan tekanan pompanya secara mingguan dan tahunan, dan sistem alarm harus diuji secara teratur untuk memastikan detektor berfungsi optimal.

Investasi pada peralatan pemadam yang tepat, didukung oleh pelatihan yang memadai dan pemeliharaan yang disiplin, adalah cara terbaik untuk memitigasi risiko kerugian akibat kebakaran. Memilih teknologi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik fasilitas Anda adalah langkah fundamental menuju lingkungan yang aman dan terlindungi.